Thursday, 24 March 2016

Khatulistiwa peduli salim kancil



Salam lestari

Pada tahun 2015, Negara indonesia digemparkan dengan kasus tambang pasir ilegal  dan terbunuhnya Salim Kancil di desa selok awar-awar kecamatan pasirian kabupaten lumajang. Dengan adanya tambang pasir ini, banyak pro dan kontra mengenai aksi pengerukan pesisir pantai selatan lumajang. Disinyalir bahwa pasir pantai pesisir lumajang mengadung pasir besi, hal ini berdampak pada sektor industri tambang di jawa timur. Akan tetapi tambang pasir besi di selok awar-awar berdampak pada lingkungan sekitar pesisir. Seperti berdampak pada tanaman padi di sekitar pesisir. Apabila pesisir pantai selatan dikeruk, maka dapat mengakibatkan sumber air tawar disekitar pesisir berkurang dan penahan ombak pantai selatan berkurang, sehingga berpotensi ombak laut dapat menghantam pemukiman warga pesisir.

Dengan kejadian ini, kami selaku Mahasiswa Pecinta Alam Khatulistiwa ikut andil dalam kepedulian terhadap alm Salim kancil  yang membela lingkungan pesisir pantai selatan lumajang. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara penggalangan dana  untuk salim kancil lewat konser musik “Khatulistiwa peduli salim kancil”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.








Salah satu orang yang menolak aksi tambang di pesisir selok-awar-awar adalah Alm. Salim kancil dan Tosan. Menurut mereka, aktivitas tambang pasir di selok awar-awar dapat merusak kualitas air tawar disekitar pesisir pantai dan penahan ombak menjadi kurang. Dengan adanya aksi tolak tambang yang dipelopori Alm. Salim kancil, Tosan dan kawan-kawannya, maka sebagian warga selok awar-awar mendukung aksi tolak tambang dengan cara memberhentikan truk yang mengangkut pasir pesisir, aksi protes ke pihak perangkat desa selok awar-awar dan ke beberapa pejabat daerah. Aksi tolak tambang akhirnya memanas dengan tewasnya salim kancil di jalan. “Mati satu tumbuh seribu” itulah pepatah yang digambarkan pada aksi ini. 

Rumah Kediaman alm salim kancil

ziarah ke makam alm. salim kancil



Setelah terbunuhnya salim kancil, semua masyarakat mengetahui bahwa tambang pasir selok awar-awar sangat merugikan bagi lingkungan pesisir pantai. Aksi tolak tambang selok awar-awar akhirnya mendapat dukungan penuh dari beberapa aktivis lingkungan indonesia maupun masyarakat lain yang tidak setuju dengan aksi tambang ini. Dari proses hukum dan musyawarah tingkat daerah jawa timur, akhirnya aksi tolak tambang selok awar-awar ditutup total, akan tetapi aktivitas tambang ini menyisahkan pilu dipesisir pantai lumajang, pesisir pantai tergali dengan dalam. Semoga pemerintah dan masyarakat daerah pesisir pantai dapat memperbaiki kondisi pesisir selok awar-awar. 

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates